Minggu, 11 Juni 2017

JURNAL - Pengaruh Lingkungan Fisik Kantor bagi Kinerja Pegawai



PENGARUH LINGKUNGAN FISIK KANTOR
BAGI KINERJA PEGAWAI

Fena Cyntia Putri
155211008

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jalan Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Ciwaruga, Perompong, Kabupaten
Bandung Barat, Jawa Barat 40012, Indonesia


ABSTRACT
Manusia dilahirkan untuk menjadi makhluk sosial, tidak hanya membutuhkan sesama manusia, tetapi manusia juga membutuhkan lingkungan yang baik dengan tujuan dapat melanjutkan kegiatan dengan baik pula. Lingkungan sekitar, terutama lingkungan fisik dapat mempengaruhi kinerja manusia pada umumnya. Dalam hal bekerja tentunya ini akan menjadi faktor yang penting karena akan mempengaruhi tingkat produktivitas dari para pegawai itu sendiri. Dengan tingkat produktivitas yang tinggi, akan berdampak pada kemajuan suatu organisasi. Seperti pencahayaan, interior dari kantor itu sendiri, ventilasi, ergonomik, corak gedung, udara, suara, dan keamanan haruslah sesuai dengan takarannya masing-masing, karena jika suatu faktor terlalu berlebihan atau terlalu kekurangan akan menimbulkan kesan tak nyaman oleh pegawai maupun tamu yang berkunjung. Tema yang akan dibahas di dalam jurnal ini adalah mengenai analisis lingkungan fisik kantor Kepegawaian dan Umum di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Metode yang dilakukan dalam menyusun jurnal ini adalah studi kepustakaan, diharapkan pembaca akan mendapat manfaat setelah membaca jurnal ini, terutama mengenai lingkungan fisik kantor.
Keywords : manusia, lingkungan, kantor, dampak
Humans are born to be social beings, not only need a human being, but humans also need a good environment in order to continue their activity. The surrounding environment, especially the physical environment can affect human performance in general. In terms of work, of course, this will be an important factor because it will affect the level of productivity of the employees themselves. With a high level of productivity, will have an impact on the progress of an organization. As the lighting, the interior of the office itself, ventilation, ergonomics, building style, air, sound, and security must be in accordance with the doses of each, because if a factor is too excessive or too short will cause the impression uncomfortable by employees and guests who visit . The theme that will be discussed in this journal is about the analysis of the physical environment of the Office of Personnel and General in Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. The method used in preparing this journal is literature study, it is expected that readers will get the benefit after reading this journal, especially regarding the physical environment of the office.

Keywords: environment, productivity, human, office

PENDAHULUAN
            Sebagian pegawai kantor menghabiskan waktunya di dalam kantor, oleh karena itu lingkungan fisik kantor sangatlah penting untuk kelangsungan kinerja para pegawai. Lingkungan yang buruk akan berdampak buruk pula terhadap kinerja para pegawai, akan sangat merugikan bagi suatu organisasi jika kinerja para pegawai tidak memuaskan atau tidak seperti yang diharapkan. Maka dengan itu tentunya pegawai menginginkan lingkungan kantor yang baik.
Menurut St. Munajat Danusaputra, Lingkungan adalah meliputi semua benda dan kondisi yang termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya. (Darsono, 1995), sedangkan lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepada para pekerja, misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain (Alex. S. Nitisemito, 2002 : 183).
Berdasarkan definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa lingkungan kerja fisik merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para karyawan dalam bekerja yang tentunya mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan beban tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam suatu organisasi merupakan hal sangatlah penting, dalam hal ini diperlukan adanya pengaturan maupun penataan faktor-faktor lingkungan kerja fisik dalam penyelenggaraan aktivitas organisasi.

METODE PENULISAN
Dalam penulisan jurnal ini, penulis menggunakan metode studi pustaka yaitu kajian tertulis dan teoritis yang berasal dari referesnsi buku-buku, catatan, serta berbagai laporan atau jurnal yang berkaitan dengan masalah atau tema yang ingin dipecahkan dalam jurnal ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Jika produktivitas para pegawai tinggi akan berdampak baik pada kelangsungan jalannya suatu organisasi dan itu adalah harapan para petinggi dalam organisasi jika organisasinya berjalan dengan lancar. Sterk (2005) telah melakukan penelitian yang mengatakan bahwa 83% pegawai menginginkan temperatur dan pencayahaan yang tepat, area kantor yang tidak bising dan juga nyaman ditempati. Berikut adalah chart mengenai lingkungan kerja yang diharapkan dalam penelitian Sterk :
Lingkungan Kantor yang Sehat
            Lingkungan kantor akan mempengaruhi fisik dan psikologi para pegawai, maka dari itu seorang Manajer memiliki peran yang penting untuk menciptakan lingkungan kantor yang sehat dan nyaman ditempati oleh para pegawai ketika saat melakukan pekerjaan. Lingkungan yang baik tentunya haruslah ergonomik, seorang Manajer khususnya untuk Manajer Administrasi perlu untuk mempelajari ilmu ergonomik dalam usaha untuk menciptakan lingkungan kantor yang sehat.
            Menurut Kamus Oxford, ergonomik didefinisikan sebagai ilmu yang khususnya mempelajari efisiensi seseorang pada lingkungan kerjanya. Dengan ilmu ergonomik, manajer dapat memastikan apakah peralatan, tugas, maupun lingkungan kantor sudah digunakan secara optimal dalam menyelesaikan tugas. Kasusnya, jika terdapat pegawai yang sering terlambat atau tidak masuk kerja dikhawatirkan karena pegawai tersebut merasa lingkungan kantornya kurang ergonomik. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Chao, Schwarts, Milton, Burge (2003) bahwa lingkungan kantor yang kurang baik akan menurunkan tingkat moral maupun produktivitas para pegawai.
Sistem Pencahayaan/Penerangan
            Pencahayaan menjadi aspek yang sangat penting dalam lingkungan fisik kantor karena akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis dari para pegawai/karyawan. Jika berbicara mengenai fisik, pencahayaan yang kurang memadai akan membuat para karyawan merasakan kelelahan akibat dari ketegangan mata yang berlebihan. Sedangkan secara psikologis, pencahayaan yang kurang memadai akan menyebabkan hilangnya semangat bekerja dan pada akhirnya menyebabkan turunnya kualitas pegawai dalam bekerja.
Menurut Prabu dalam Sabir (2013), ada sekitar 5 sistem pencahayaan di ruangan, yaitu sebagai berikut:
1.    Sistem pencahayaan langsung (direct lighting)
Pada sistem pencahayaan langsung, 90%-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda-benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai sebagai sistem yang paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena bisa menimbulkan bahaya dan juga kesilauan yang mengganggu. Untuk efek pencahayaan yang optimal, disarankan untuk langi-langit, dinding serta benda yang ada di dalam ruangan perlu untuk diberi warna yang cerah agar tampak menyegarkan.
2.    Pencahayaan semi langsung (semi direct lighting)
Pada sistem pencahayaan semi langsung, 60%-90% cahaya diarahkan langsung pada benda-benda yang perlu diterangi, tetapi sisanya akan dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan menggunakan sistem ini, kelemahan dari sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi.
3.    Sistem pencahayaan difus (general diffuse lighting)
Pada sistem pencahayaan difus, setengah cahaya 40%-60% diarahkan pada benda-benda yang perlu disinari, tetapi sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah sedangkan sisanya akan keatas. Pada sistem ini, masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
4.     Sistem pencahayaan semi tidak langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem pencahayaan semi tidak langsung, 60%-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, lalu sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk mendapatkan hasil yang optimal sangat disarankan untuk langit-langit perlu diberikan perhatian serta mendapatkan perawatan yang baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
5.    Sistem pencahayaan tidak langsung (indirect lighting)
Pada sistem pencahayaan tidak langsung 90%-100% cahaya diarahkan pada langit-langit dan dinding bagian atas lalu cahaya akan dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Keuntungan menggunakan sistem ini ialah tidak timbul bayangan dan kesilauan.
Dalam buku Modern Office Management, C.L. Littlefield dan R.L. Peterson menyebutkan beberapa keuntungan dari sistem penerangan yang baik, yaitu
a.       Naiknya produktivitas pegawai
Memang sulit untuk dibuktikan bahwa penerangan dapat membawa produktivitas pegawai menjadi lebih baik, namun dilihat dari pengalaman penulis dapat dirasakan bahwa jika penerangan itu bagus, maka produktivitas pekerjaan itu akan naik dengan sendirinya. Dan juga dilihat dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan oleh ribuan pekerja di Amerika Serikat, setelah modernisasi penerangan dapat dilihat bahwa itu dapat menjadi bukti penerangan membawa dampak bagi produktivits para pekerja.
b.      Kualitas kerja yang bagus
Jika pencahayaan dalam sebuah kantor/lokasi usaha baik, maka kesalahan dalam bekerja akan berkurang, pencahayaan yang akan sangat membantu dalam memperbaiki ketelitian dan kerapihan. Jika pencahayaan dinilai kurang baik, maka akan membuat mata cepat lelah dan tentunya itu akan berdampak pada kualitas dari hasil pekerjaan itu sendiri.
c.       Dapat mengurasi ketegangan mata dan kelelahan
Pencahayaan yang kurang baik juga akan mengakibatkan ketegangan mata, jika terus seperti itu maka akan bedampak kepada kesehatan mata. Dan banyak tenaga yang harus dikeluarkan jika pencahayaan dinilai kurang baik, itu akan membuat para pegawai kelelahan.
d.      Pegawai akan lebih semangat
Dengan penerangan yang baik, maka para pegawai akan merasa bahwa perusahaan menaruh perhatian kepara mereka. Itu akan berakibat para pegawai senang lalu pastinya berdampak juga pada produktivitas para pegawai.
e.       Perusahaan akan mendapat prestise yang lebih baik
Bayangkan jika para pelanggan atau tamu datang tetapi dihadapkan dengan penerangan yang buruk, itu akan sangat berpengaruh pada citra perusahaan. Dengan memberikan penerangan yang bagus, maka perusahaan akan mendapatkan kesan yang baik.
Berikut adalah tabel mengenai tingkat pencahayaan lingkungan kerja:

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405/MENKES/SK/XI/200
Warna
Warna memiliki pengaruh yang penting, karena warna mewakili dari pikiran, pengertian, citra, dan perasaan perusahaan. Ada beberapa warna yang dapat mempengaruhi perasaan orang, bahkan dapat juga mempengaruhi tekanan darah dan syaraf seseorang.
Warna jingga, kuning, dan merah, warna-warna cerah ini memiliki pengaruh dapat memberikan kehangatan, perasaan senang dan gembira. Ada juga dalam warna biru, hijau atau ungu dapat memberikan ketenangan.
Warna memiliki pengaruh yang penting juga terhadap penerangan, warna muda akan menambah penerangan dalam suatu ruangan, sedangankan warna yang gelap akan menyerap sinar penerangan tersebut.  
Berikut adalah daftar warna dan efek psikisnya terhadap para karyawan

(Nuraida: 2008)
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pemilihan warna di kantor (Quible,2001), yaitu sebagai berikut:
1.        Kombinasi Warna.
Kombinasi dari warna primer seperti kuning, merah, dan biru akan menghasilkan warna sekunder. Sebagai contoh, dengan mencampur merah&kuning akan menghasilkan warna oranye, mencampur kuning&biru akan menghasilkan warna hijau, dan mencampur merah&biru akan menghasilkan warna violet. Sedangkan warna tersier dihasilkan dengan mencampur warna primer dan sekunder. Warna tersier dapat meliputi kuning oranye, biru violet, kuning hijau, dan sebagainya. Berikut adalah beberapa pilihan koordinasi warna yang dapat digunakan dalam kantor yaitu:
·           Warna komplementer, misalnya, merah, kuning violet, hijau dan biru oranye.
·           Warna split komplenter, misalnya biru hijau dan biru violet adalah warna split komplementer dari warna oranye.
·           Warna triad tiga warna, warna triad adalah oranye, hijau, violet, atau kuning oranye, merah violet, dan biru hijau.
2.        Efek Cahaya pada Warna.
Sistem pencahayaan yang digunakan dalam kantor akan memiliki efek signifikan terhadap pilihan warna. Sumber cahaya akan meningkatkan warna yang sesuai dengan spektrumnya. Sebagai contoh, cahaya fluorescent biasanya tidak dapat memberikan warna yang sebagaimana mestinya untuk warna oranye dan warna merah, karena kebanyakan tabung fluorescent tidak terdiri dari dua warna ini., tetapi sebaliknya, cahaya incandescent tidak meningkatkan warna ungu dan biru, meskipun cahaya fluorescent memantulkannya.
3.        Nilai Pemantulan Warna.
Beberapa warna memiliki nilai pemantulan yang berbeda. Sebagai contohnya, warna yang lebih terang akan memantulkan persentase cahaya yang lebih besar daripada warna yang gelap. Beberapa area dalam kantor membutuhkan nilai pemantulan warna yang lebih terang dibandingkan area kantor yang lain. -
4.        Dampak dari Warna.
Warna sering kali dapat  mempengaruhi mood seseorang. Warna yang sejuk seperti biru, hijau, dan violet akan menghasilkan mood yang tenang tetapi dapat juga menghasilkan mood yang melelahkan. Warna yang hangat seperti merah, oranye, dan kuning akan menghasilkan keceriaan dan kehangatan. Warna-warna yang natural seperti warna putih dan warna lembut lainnya akan memberikan pengaruh yang ringan, sedangkan warna ungu yang gelap dan violet pucat sering menghasilkan mood yang bersifat negative, seperti depresi, sementara abu-abu cenderung memiliki efek rasa kantuk bagi para pegawainya
Suara
            Suara/kebisingan merupakan salah satu dari beberapa faktor lingkungan fisik yang harus dipertimbangkan. Ketika tingkat kebisingan mencapai level yang tidak diinginkan, maka akan berdampak pada keadaan fisik dan psikologi. Sebagai contoh, dengan terus mendengar suara mesin yang mempunyai tingkat kebisingan yang tinggi akan menyebabkan gangguan pendengan sementara atau permanen. Tingkat kebisingan yang tinggi juga akan mengakibatkan tingginya tekanan darah.
            Desibel yang merupakan satuan ukuran suara, adalah perubahan suara terkecil yang terdeteksi oleh telinga manusia. Suara tersamar yang dapat dideteksi oleh telinga manusia adalah nol desibel, suara lain yang memiliki intensitas lebih tinggi memiliki nilai desibel yang lebih tinggi dari nilai nol. Tingkat maksimal desibel yang diperbolehkan di kantor adalah 90, tetapi tingkat desibel 50 lebih diutamakan. Tingkat desibel yang lebih 120 atau lebih tinggi lagi dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
            Tingkat kebisingan yang tinggi dapat menimbulkan dampak yang negatif. Secara umum dampak kebisingan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu sebagai berikut :
a.         Dampak kebisingan dengan intensitas tinggi
·           Dapat terjadinya gangguan pendengaran dan juga dapat menyebabkan penurunan daya dengar. 
·           Secara fisiologi, kebisingan dapat juga menyebabkan gangguan kesehatan seperti: resiko serangan jantung, meningkatnya tekanan darah dan tekanan jantung, dan gangguan pencernaan.
b.        Dampak kebisingan dengan intensitas rendah
·           Penurunan qualitas performance kerja, yang dapat menimbulkan kurangnya efisiensi dan produktivitas kerja.
·           Menyebabkan stress, kelelahan dini, kegelisahan, depresi, gangguan tidur dan gangguan kesehatan lainnya.
·           Kehilangan konsentrasi.
·           Tinnitus yaitu bunyi denging di telinga yang sering muncul tiba-tiba.
Untuk mengurangi kebisiangan dapat dilakukan dengan memodifikasi mesin atau mereparasinya, dan juga dapat dengan menempatkan peredam suara pada sumber getaran. Tetapi alternatif ini memerlukan penelitian intensif terlebih dahulu dan umumnya memerlukan biaya yang tinggi. Sedangkan untuk pengurangan kebisingan pada media transmisi dapat dilakukan dengan memberi pembatas atau sekat antara mesin dan tempat para pekerja. Selain itu, cara lain untuk mengurasi kebisingan yaitu dengan menambah atau melapisi dinding, plafon, dan lantai dengan bahan yang dapat menyerap suara, seperti busa, ijuk, dll.

Ventilasi dan Suhu Udara
Ventilasi berperan untuk mengatur sirkulasi udara di sebuah ruangan. Selain ventilasi pengaturan sirkulasi udara dapat menggunakan AC (Aic Conditioner). Ventilasi tentunya sangat penting dalam lingkungan fisik sebuah kantor atau lokasi usaha, karena akan sangat merugikan jika dirasa udara dalam sebuah ruangan sesak.
Suhu udara yang direkomendasikan dalam sebuah ruangan adalah 20°C-30°C, AC juga dapat membantu mengatur suhu udara dalam ruangan. Suhu yang baik juga akan menambah produktivitas para pegawai. Dalam penelitian menyebutkan jika sebuah kantor atau lokasi usaha diberikan AC, maka keuntungan akan naik sebesar 20%.
            Menurut NASA, yang telah mempublikasikan penelitiannya mengenai pengaruh udara terhadap kinerja para operator dikantornya yang menyebabkan berkurangnya kinerja dan kemampuan focus para pegawai menunjukkan beberapa hasil yaitu:
  • Pada suhu 26° Celcius, para operator membuat kesalahan sebanyak 5 kali dalam satu jam dan 19 kali kesalahan setelah 3 jam
  • Pada suhu 32° Celcius, para operator membuat 9 kali kesalahan per jam dan 27 kali kesalahan setelah 3 jam.
  • Pada suhu 35° Celcius, para operator membuat 60 kali kesalahan per jam dan 138 kali kesalahan setelah 3 jam.
Walaupun kesalahan-kesalahan operator tidak terlalu signifikan, namun lingkungan kantor dengan suhu yang panas akan menghasilkan kesalahan yang setara dengan jenis pekerjaan sejenis.
Dari hasil penelitian NASA diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ruangan kerja para pegawai harus dibuat senyaman mungkin agar para pegawai juga dapat menyelesaikan tugasnya dengan maksimal dan tanpa kesalahan. Untuk menentukan suhu ruangan yang pas untuk semua pegawai, memang tidaklah mudah karena semua itu bergantung pada kondisi tubuh masing-masing para pegawai yang bekerja di ruangan tersebut. Tetapi paling tidak, pihak perusahaan dapat melakukan beberapa percobaan dan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui suhu ruangan yang paling pas agar para pegawai di ruangan tersebut dapat berkerja secara maksimal.
Musik
Musik dipercaya memberikan pengaruh baik bagi para pegawai, karena musik para pengawai dapat memperbaiki kondisi pekerjaan, menghilangkan ketegangan dan kelelahan. Musik juga telah menunjukkan pengaruh yang baik dalam hubungan antara pegawai dan atasan.
Menurut Dr. Amit Sood, dokter pengobatan integratif Mayo Clinic, mengatakan bahwa suara melodi dapat membantu mendorong pelepasan zat kimia dopamine di area otak. Pelepasan dopamine itu seperti yang terjadi ketika seseorang memakan makanan yang lezat, melihat sesuatu yang menarik, atau mencium aroma yang harum, sehingga dapat membuat seseorang merasa tenang.
Dr. Lesiuk juga menemukan bahwa pilihan musik seseorang sangatlah penting. Dalam penelitiannya ia mempersilahkan para partisipan untuk memilih musik apapun yang mereka sukai dan mendengarkan musik itu selama yang mereka inginkan. Mereka yang memiliki keahlian sedang dalam pekerjaannya yang paling diuntungkan dengan musik. Sedangkan yang memiliki keahlian paling baik atau di bawahnya tidak menunjukkan efek, dan beberapa partisipan menemukan bahwa musik menganggu.
Jika Anda suka mendengarkan musik dengan headphone sebaiknya Anda dapat membatasi waktu. Mendengarkan music dengan menggunakan headphone sepanjang waktu dapat dianggap tidak sopan oleh orang-orang yang bekerja di sekitarnya. Bisa saja ketika orang tersebut dibutuhkan oleh rekan kerjanya yang memanggil, tapi ia tak mendengar karena sedang mendengarkan musik menggunakan headphone, sehingga rekannya harus memanggil dengan suara keras yang mungkin dapat menganggu rekan yang lain.
Terakhir, Dr. Sood mengatakan bahwa seseorang hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk meraih konsentrasi kembali dengan mendengarkan musik. Musik tanpa lirik bekerja paling baik menurutnya dalam mengembalikan konsentrasi.

KESIMPULAN
          Lingkungan fisik kantor yang terdiri dari pencahayaan, warna, suara, udara, dan music sangat berpengaruh terhadap kinerja para pegawai dalam sebuah kantor. Sebagai contoh jika di dalam kantor tersebut memiliki suara kebisingan yang tinggi maka para pegawai akan kesulitan untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya. Selain itu dari aspek ventilasi dan udara, jika di dalam ruangan para pegawai merasakan sesak karena ventilasi yang tidak benar, maka akan sangat tidak nyaman bagi para pegawai tersebut untuk terus bekerja.
            Dilihat dari masalah-masalah tersebut, peran Manajer Administrasi sangatlah penting, karena beliaulah yang mempunyai wewenang untuk membuat lingkungan kantor nyaman untuk dijadikan tempat bekerja. Jika Manajer Administrasi mengabaikan mengenai lingkungan fisik kantor, maka akan terasa terhadap kinerja para pegawai yang tidak akan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, G. (2012). Manajeman TALU (Teknik Analisis Lingkungan Usaha). Jakarta: PT Grasindo.
Cahyadi, D., & Kurniawan, A. (2011). Pengukuran Lingkungan Fisik Kerja dan Workstation di Kantor Pos Pusat Samarinda. Jurnal Eksis, 1931-1938.
Chaniago, H. (2013). Manajemen Kantor Kontemporer. Bandung: CV Akbar Limas Perkasa.
Elfrina, H. P., & Ranu, M. E. (n.d.). Pengaruh Tata Ruang Kantor dan Lingkungan Kerja terhadap Semangat Kerja Pegawai Kantor Kecamatan Karang Pilang. 1-15.
Firdaus, O. M., & Costa Martins, N. d. (n.d.). Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Aktivitas Pekerja. 5th National Industrial Engineering Conference, 484-491.
Kamarulzaman, N., Saleh, A. A., Hashim, S. Z., & Abdul Ghani, A. A. (2011). An Overview of the Influence of Physical Office Environtment towards Employees. SciVerse ScienceDirect, 262-268.
Moekijat. (1995). TATA LAKSANA KANTOR. Bandung: Mandar Maju.
Priansa, D. J., Gamida, A., & Muhtarudin. (2013). Manajemen Perkantoran. Bandung: Alfabeta.
Rahmawati. (2014). Manajemen Perkantoran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ramadhani, S. (n.d.). Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Semangat Kerja Karyawan pada PT. Lembah Karet Padang. 1-7.
Sanny, L., Bebby Cahyani, R. A., & Andhika, Y. (n.d.). Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi terhadap Kreativitas Karyawan Perum Pegadaian. 389-397.
Sedarmayanti. (2001). Manajemen Perkantoran. Bandung: Mandar Maju.
Sukoco, B. M. (2007). Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Surabaya: Erlangga.
Wiratama, R., Mukzam, M. D., & Ruhana, I. (2015). Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap Motivasi Kerja Pegawai. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 1-10.
Zane K, Q. (2001). Administrative Office Management, Seventh Edition. Upper Saddle River: Prentice Hall, Inc.